Gula pasir merupakan bahan baku masakan yang terbuat dari
sari tebu dan dikristalkan membentuk serbuk-serbuk seperti pasir. Berbeda
dengan gula halus, gula pasir mempunyai butiran-butiran yang lebih kasar. Gula
pasir memiliki rasa yang manis dan mudah larut dalam air terutama air panas.
Gula pasir umumnya berwarna putih kekuningan atau sedikit coklat. Gula pasir
didapatkan dari ekstraksi sari tebu yang dikristalkan. Gula pasir tidak
mempunyai aroma tetapi berbau harum ketika diolah menjad karamel. Gula pasir
banyak ditemui di manapun dalam bentuk kemasan. Gula pasir menjadi salah satu
dari sembilan bahan pokok yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan masyarakat
Indonesia. Gula pasir termasuk rentan terhadap kelembaban karena bisa mengubah
tekstur dari gula tersebut.
Fungsi
Gula pasir mempunyai kandungan karbohidrat sederhana yang
mudah diubah menjadi energi. Gula pasir dipercaya mampu menambah energi dalam
tubuh karena kandungan karbohidratnya. Gula pasir cukup terkenal berkhasiat
untuk menambah energi, antioksidan, menyehatkan kulit, dan semacamnya. Akan
tetapi, konsumsi gula pasir juga memiliki batas aman setara dengan satu hingga
dua sendok makan tiap harinya agar tercegah dari risiko penyakit gula
darah.
Gula pasir sudah menjadi bahan utama dalam pembuatan
masakan. Hampir di seluruh nusantara, terutama pulau Jawa, menggunakan gula
pasir sebagai pengimbang garam dan penguat rasa. Gula pasir juga dapat
ditambahkan sebagai pemanis minuman alami seperti teh, kopi, es, dan
semacamnya.
Cara Mengolah
Gula pasir yang rentan terhadap kelembaban, hendaknya
disimpan rapat dalam toples kering kedap udara dan dalam suhu ruang. Gula pasir
juga bisa diolah dan disimpan dalam bentuk lain. Caranya adalah sebagai berikut
:
Gula pasir dimasak dengan air hingga larut dan mendidih.
Kemudian gula pasir didinginkan lalu disimpan dalam botol tertutup. Anda
mendapatkan sirup gula alami dengaan cara ini.
Gula pasir dimasak dengan sedikit air dan mentega hingga
gosong tanpa diaduk. Gula pasir menjadi karamel dengan cara ini namun tidak
bisa disimpan harus langsung digunakan.
Gula pasir dapat ditambahkan langsung dalam masakan ketika
bahan sudah tercampur merata. Sedangkan untuk membuat minuman, gula pasir
hendaknya dilarutkan dulu dengan sedikit air agar rasa manisnya merata di
seluruh bagian. Gula pasir juga bisa dibuat gula tepung dengan cara menumbuk
halus dan kering kemudian diayak untuk tambahan pada olahan kue.
2. Gula Merah
Gula merah, gula jawa, brown sugar, palm sugar, berasal dari
berbagai material. Di Indonesia, gula merah berasal dari kelapa, aren (enau),
lontar (siwalan), nipah (rumbia), dan tebu. Gula merah atau gula jawa
datang dalam berbagai bentuk (batok, butiran, koin, dll), berbagai warna (emas
pucat sampai coklat gelap) dan berbagai rasa. Dihasilkan dari cairan nira yang
manis yang menetes dari kuncup bunga yang potong dan kemudian dipanen dari
sejumlah pohon palma yang berbeda-beda. Perbedaan proses, teknik, bahkan sumber
nira yang berbagai macam dalam pembuatannya itu memberikan kontribusi dalam
menghasilkan gula merah yang memiliki jenis warna, bau, dan rasa yang berbeda
untuk setiap jenis gula merah. Sumber nira yang banyak digunakan sebagai
bahan pembuatan gula merah antara lain: Niyog / Kelapa (Cocos nucifera L.) dan
Kaong (alias Aren, Irok) / Gula Aren (Arenga saccharifera).
Gula merah atau gula Jawa jenis gula yang dibuat dari nira,
yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon keluarga palma, seperti kelapa,
aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk cetakan batangan
silinder, cetakan setengah bola dan bubuk curah disebut sebagai gula semut
Gula merah adalah gula yang berwarna kekuningan atau
kecoklatan. Gula ini terbuat dari cairan nira atau legen yang dikumpulkan dari
pohon kelapa, aren, lontar atau tebu. Cairan yang dikumpulkan direbus secara
perlahan sehingga mengental lalu dicetak dan didinginkan. Setelah dingin maka
gula merah siap dikonsumsi atau dijual kepada orang lain. Semua orang di
Indonesia tentu saja sangat familiar dengan gula merah karena umumnya gula ini
selalu ada dalam kehidupan masyarakat kita. Gula ini sering disebut gula jawa
atau palm sugar. Gula ini memiliki banyak sekali varian bergantung pada jenis
bahan dasar yang digunakan. Meskipun sama-sama nira atau legen, namun bisa
berasal dari pohon yang berbeda-beda. Kualitas gula yang dihasilkan serta
rasanya berbeda antara satu pohon dengan pohon lainnya.
Gula merah identik dengan kue, dessert, atau minuman
tradisional Indonesia. Di bulan puasa ini, gula merah banyak digunakan,
misalnya untuk membuat kolak. Sebenarnya ada macam-macam jenis gula merah,
bukan hanya gula Jawa. Gula merah memberikan warna cokelat serta aroma
wangi dan rasa manis yang khas. Konon, di dalamnya juga terkandung nutrisi yang
baik untuk dibanding gula tebu. Agar hidangan nikmat, pilih gula merah yang
cocok, baik dari teksturnya maupun rasa manisnya. Inilah jenis-jenis gula merah
yang tersedia di pasaran:
A. Gula Jawa (kelapa)
Gula merah yang paling banyak ditemui adalah gula Jawa atau
gula kelapa. Nira pohon kelapa disadap, diolah, dan dicetak dalam bambu (gula
Jawa bentuk silinder) atau tempurung kelapa (gula Jawa bentuk batok). Gula
kelapa banyak digunakan masyarakat Jawa untuk bahan baku kecap manis, pemanis
minuman, dodol, kinca, atau kue. Warna cokelatnya lebih tua dibanding gula aren
dan biasanya agak kotor, sehingga harus disaring terlebih dahulu. Gula
Merah Kelapa dibuat dari bahan nira kelapa (legen).
B. Gula Aren
Gula aren atau gula kawung hampir sama dengan gula Jawa.
Bedanya, gula aren diambil dari nira pohon aren (enau atau kolang-kaling) dan
berwarna cokelat cerah. Bentuknya ada yang silindris dan ada yang berbentuk
batok runcing, namun biasanya dibungkus dengan daun kelapa kering. Konon,
indeks glikemiknya lebih tinggi dari gula kelapa. Bagaimanapun juga, sebagian
orang lebih menyukai gula aren untuk membuat kue karena dianggap lebih harum,
enak, dan bersih.
Gula aren berasal dari nira yang berasal dari tandan bunga
jantan pohon enau (aren) yang akan tumbuh mulai dari ruas paling atas
secara terus menerus sampai ke ruas yang paling bawah. Sementara bunga
betinanya yang menghasilkan buah kolang-kaling hanya tumbuh pada ruas-ruas
paling atas. Usia produktif aren sebagai penghasil nira bisa mencapai 10 tahun
lebih. Usia sadap satu malai bunga bisa sampai 6 bulan. Panjang pendeknya usia
sadap aren, ditentukan oleh panjang pendeknya tangkai bunga jantan, ketajaman
pisau sadap dan kepiawaian penyadap dalam menyisir tangkai
bunga.
Sumber : http://gulamerahyogya.blogspot.com/
3. Garam
Garam adalah suatu zat berbentuk padat, kristal, dan
berwarna putih yang merupakan hasil dari laut. Garam didapatkan dengan cara
mengeringkan air laut sehingga didapatkan kristal-kristal mineral berasal dari
air laut. Garam sendiri mempunyai rasa asin. Rasa asin didapatkan dari air laut
yang asin. Penambang garam biasanya memanfaatkan sinar matahari terik untuk
mengeringkan air laut. Garam yang sudah dikemas dan dijual di pasaran umumnya
berbentuk serbuk atau bongkahan dalam plastik. Garam juga terdiri dari
bermacam-macam, namun yang familiar adalah garam masak dan garam halus atau
garam meja. Garam masak berbentuk kristal atau serbuk dengan warna kurang
putih. Umumnya kandungan iodiumnya tidak setinggi garam meja atau garam halus.
Garam halus atau garam meja biasanya berbentuk lebih halus dan memiliki iodium
yang tinggi namun rasanya kurang asin.
Fungsi
Garam memiliki kandungan utama iodium untuk mencegah
berbagai penyakit seperti gondok. Selain itu, garam juga mengandung natrium,
magnesium, seng, dan mineral-mineral lainnya. Garam sangat bagus untuk
pencegahan penyakit gondok terutama untuk anak-anak di bawah umur.
Dalam olahan masakan, garam memegang peranan terpenting
dalam kunci cita rasa masakan. Hampir semua masakan menggunakan garam sebagai
penguat rasa dan pemberi rasa asin serta gurih. Garam juga berfungsi sebagai
pencegah tumbuhnya bakteri di masakan sehingga garam sering digunakan sebagai
sarana pembuatan bahan makanan kering misalnya ikan asin. Garam juga berfungsi
sebagai penghilang aroma amis dari ikan, ayam, dan sebagainya.
Cara Mengolah
Garam hendaknya disimpan dalam wadah kering, tertutup, dan
kedap udara agar tekstur garam tidak berubah dan tidak berceceran. Apabila Anda
suka membeli garam dalam bentuk bongkahan, lebih baik disimpan dalam bentuk
semula baru ditumbuk sesuai kebutuhan. Garam cukup disimpan dalam ruangan
bersuhu normal, tidak perlu disimpan dalam kulkas.
Penggunaan garam dalam masakan juga hendaknya diperhatikan.
Biasanya, untuk satu panci masakan berukuran satu hingga dua liter, dibutuhkan
satu sendok teh garam. Pastikan Anda menambahkan sedikit demi sedikit supaya
tidak keasinan. Garam lebih baik ditaburkan ketika seluruh bahan makanan sudah
tercampur dengan bumbu utama agar rasa yang ditonjolkan sudah tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar