Selasa, 12 November 2019

Famous Food #2

1. Sate
Hasil gambar untuk sate

Sate atau satai adalah makanan yang dibuat dengan potongan daging kecil (ayam, sapi, kambing, kelinci, dan sebagainya) lalu ditusuk sedemikian rupa menggunakan potongan lidi atau bambu lalu di panggang diatas bara kayu. Sate disajikan dengan unik dan memiliki banyak varian.
Karena kepopulerannya, sate yang merupakan kuliner yang berasal dari pulau jawa ini dapat ditemukan dimana saja di berbagai belahan daerah di indonesia dan telah dianggap oleh seluruh dunia sebagai makanan nasional khas indonesia.
Karena keunikan dan kepopulerannya, Sate ternyata juga terkenal di berbagai bagian di negara-negara di asia tenggara, seperi Kamboja, Malaysia, Filiphina, Thailand, Singapura dan bahkan sampai ke negara australia dan juga sampai ke belanda, karena sate telah ada sejak jaman penjajahan dulu, jangan-jangan jepang juga ya? siapa yang tahu.
Dan lagi keaneka ragaman suku dan banyaknya tradisi-tradisi yang berpengaruh pada masakan di indonesia membawakan dampak pada sate itu sendiri, karena itu menjadikan sate memiliki banyak variasi dan jenis, mulai dari cara memasak hingga bahan utama masakan satenya.
Di Indonesia, sate dapat di jumpai di sekitar pedagang kaki lima, toko/warung di tepi jalan bahkan restoran kelas atas sekalipun menyajikan sate. Adapula yang menjualnya dengan cara berkeliling.
Resep pembuatan sate tergantung variasi dan jenis bahan yang digunakan, biasanya di indonesia yang terkenal adalah sate sambal kacang, yaitu sate dengan menggunakan daging ayam atau kambing lalu di lumuri dengan sambal kacang, namun kembali lagi beda daerah beda lagi jenis sate yang dimasak.
Mayoritas di indonesia biasanya sate selalu di sertai dengan sambal atau saus. Saus atau sambal ini bisa berupa bumbu kacang, atau sebagainya, bisa disertai acar, timun, irisan cabe rawit, pokoknya tergantung selera deh. Hehehe. 
Sejarah sate
Sate di perkirakan muncul dari pedagang jalanan yang berada disekitar jawa pada abad  ke-19, faktanya sate mulai populer pada abad itu bersamaan dengan pedagang arab, gujarat india dan pedagang muslim lainnya yang datang ke pulau jawa.
Hal ini pula yang mendasari daging kambing ataupun domba menjadi dasar bahan kuliner sate, alasannya orang keturunan arab suka dengan daging domba ataupun kambing.
Dalam halnya di indonesia mayoritas penduduk adalah muslim, dan sate sering dijumpai pada saat hari raya idul adha, pada hari ini daging di bagikan kepada kaum duafa atau fakir miskin, dan biasanya mereka beramai-ramai untuk membuat sate dari daging yang telah diberikan tadi.
Ada 1 teori lagi bahwa kata sate berasal yang berasal dari δΈ‰η–Šθ‚‰ (Minnan-Tionghoa sa tae bak), yaitu artinya 3 potong daging, namun teori ini dilemahkan kembali karena pada dasarnya sate di indonesia terdiri lebih dari 3 potong melain kan 4 potong, dan angka 4 bukan angka yang bisa membawakan keberuntungan dalam adat tionghoa.
Cita rasa makanan sate
Sate memiliki cita rasa yang sangat istimewa dikarenakan bahan utama yang digunakan adalah ayam, atau daging, dan biasanya dibalut dengan saus yang bervariasi, seperti saus sambal kacang misalnya.
Rasa dagingnnya sangat enak dikarenakan olahan hasil di bakar bersamaan dengan bumbu tumis yang di oleskan pada saat sebelum di bakar dan saat setengah matang.
Dan juga saus kacang yang di oleskan pada sate memberikan kesan lembut pada mulut dan keharuman yang membuat sate enak untuk disantap
Rasanya yang kaya dari berbagai paduan nikmatnya daging dan saus kacang yang terdapat dalam sate menghasilkan rasa yang pastinya menggugah selera.


Sumber : https://www.greatnessindonesia.com/sate-makanan-khas-indonesia-yang-berasal-dari-jawa/


2. Kapurung / Bugalu
Hasil gambar untuk kapurung ayam
Saat membayangkan kuliner khas Sulawesi Selatan, mungkin Coto Makassar adalah makanan pertama yang akan terbayang. Tapi sebenarnya ada satu makanan khas Sulawesi Selatan yang tak kalah sedapnya. Namanya Kapurung, sebuah makanan berkuah dengan rasa sedikit asam namun sangat menyegarkan. Kuliner ini merupakan makanan khas tradisional dari Palopo, khususnya masyarakat Desa Luwu.

Cara membuatnya cukup mudah, yang perlu disiapkan adalah sagu asli atau tepung sagu yang nantinya akan dilarutkan menggunakan air panas. Setelah sagu tersebut mengental, adonan tersebut dibentuk bulat-bulat kecil seukuran bakso. Makanan berbahan dasar sagu ini disajikan dengan kuah berbumbu kacang yang dicampur berbagai macam sayur mayur serta daging ikan yang penuh gizi. Sayuran yang biasa digunakan untuk menjadi bahan pendamping Kapurung ini adalah kacang panjang, jagung manis, terong, bayam, dan jantung pisang. Sementara itu bumbunya adalah cabai, kemiri, lada, dan bawang putih. Sensasi asam dari kuah Kapurung berasal dari buah patikala. Makanan ini akan lebih nikmat jika disajikan dengan perasan lemon atau jeruk nipis.
Bagi para penikmat kuliner yang tidak terlalu menyukai ikan, daging ayam dan udang bisa menjadi alternatif penggantinya. Kapurung sangat nikmat jika disajikan dalam keadaan masih panas. Kuah bumbu kacang serta kaya akan rempah yang pedas akan memberikan kehangatan di tenggorokan para penikmatnya. Kapurung yang terbuat dari sagu ini sangat mudah dicerna, kenyal dan mengenyangkan. Kuliner yang sudah ada sejak zaman dulu ini biasanya disantap layaknya makanan pokok, namun seiring waktu berjalan, makanan ini tergusur oleh Nasi yang menjadi makanan pokok warga Indonesia. Meskipun begitu, Kapurung masih tetap dipertahankan sebagai makanan pokok di beberapa daerah lain, khususnya Papua dan Maluku dengan nama yang berbeda.
Di Makassar sendiri, banyak warung makan yang menyediakan Kapurung dengan berbagai menu tambahan seperti Kapurung Ikan, Kapurung Udang, Kapurung Ayam, dan Kapurung Campur. Di Makassar terdapat lima rumah makan yang terkenal dengan sajian Kapurung, yaitu:
1.  Rumah Makan Aroma Luwu di Jalan Rajawali 2
2.  Rumah Makan Aroma Palopo yang terletak Jalan Kasuari
3. Warung Kapurung Bopal di Jalan Peritis Kemerdekaan
4. Warung Kapurung Marasa, tempat ini berdekatan dengan warung Kapurung Bopal di Jalan Perintis Kemerdekaan
 5. Rumah Kapurung, di Jalan Pandang Raya Makassar.
Harga Kapurung ini terbilang murah, biasanya rumah-rumah makan tersebut menjual Kapurung dengan harga mulai dari 15.000 rupiah. Di daerah Luwu sendiri, Kapurung ini lebih terkenal dengan sebutan Pugalu. Sementara itu di daerah Maluku dikenal dengan nama Papeda. Meski tidak seterkenal Coto Makassar, banyak orang yang sengaja mengunjungi restoran khas Makassar untuk mencari aneka menu Kapurung.
Salah jika beranggapan bahwa Kapurung tidak memiliki nilai gizi. Berbagai macam sayuran yang dihidangkan bersama kapurung dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, ditambah lagi potongan ikan, daging ayam, atau udang tentunya akan menjadi sumber protein yang baik. Sementara nilai karbohidrat yang terdapat dalam kapurung lebih rendah dari nasi. Jadi makanan ini cocok juga untuk para penikmat kuliner yang sedang menjaga berat badannya, asalkan kuahnya tidak berlebihan. Apalagi jika saat musim penghujan tiba, Kapurung dan kuahnya pasti akan membuai lidah dan perut para penikmatnya. [Rizal/IndonesiaKaya]

Sumber : https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/kapurung-kuliner-segar-asli-sulawesi-selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar